Waspada Penyakit Chronic Respiratory Disease saat Pergantian Musim

Diterbitkan pada

Whatsapp image 2023 09 26 at 14.14.14
Sumber : Freepik.com

    Pergantian musim yang tidak menentu menyebabkan ayam menjadi mudah terserang penyakit Chronic Repiratory Disease (CRD). Akibatnya pertumbuhan ayam menjadi terhambat dan terjadi penurunan efisiensi pakan. CRD merupakan penyakit pernafasan yang sering ditemukan pada setiap periode pemeliharaan ayam pedaging maupun petelur, kejadian CRD meningkat pada saat pergantian musim (kemarau ke hujan dan sebaliknya). Penyakit ini sering ditemukan selama musim kemarau panjang pada saat temperatur dan kelembapan sangat berfluktuatif. Penyakit tersebut bersifat immunosupresif atau dapat menekan daya tahan tubuh. Kejadian CRD umumnya disertai dengan infeksi bakteri lain seperti Escherichia coli.
    CRD merupakan penyakit pernafasan pada unggas yang disebabkan Mycoplasma gallisepticum. Mycoplasma gallisepticum merupakan mikroorganisme yang tidak memiliki dinding sel, sehingga dalam mengatasinya tidak bisa menggunakan sediaan antibiotik yang mekanisme kerjanya pada dinding sel. Infeksi mycoplasma gallisepticum ditemukan di semua umur. Kejadian CRD pada anak ayam berhubungan dengan adanya infeksi oleh patogen lain dan adanya berbagai faktor stress. Ayam sangat sensitif terhadap Mycoplasma selama beberapa hari pertama dan ketahanan tubuh akan meningkat seiring dengan penambahan umur.

    Penularan penyakit CRD dapat terjadi secara horizontal melalui kontak langsung antara ayam sakit dengan ayam sehat. Penularan juga dapat terjadi secara tidak langsung melalui udara yang tercemar. Penularan secara vertikal terjadi dari induk kepada anak ayam melalui telur. Faktor pendukung kejadian penyakit CRD adalah manajemen pemeliharaan yang kurang optimal, kadar amonia tinggi, kandang/lingkungan yang berdebu, pemeliharaan ayam dengan umur yang berbeda dalam satu lokasi, fluktuasi temperatur siang dan malam >8oC serta kelembapan tinggi >70%. Masa inkubasi penyakit ini berkisar pada 6-12 hari.
    Mycoplasma gallisepticum masuk kedalam tubuh melalui saluran pernafasan atau melalui embrio yang terinfeksi. Gejala klinis yang sering dijumpai adalah ngorok basah “cekrek” disertai leleran di hidung dan mata serta gejala batuk. Pada mata terdapat eksudat yang berbuih dan terkadang disertai adanya pembengkakan di area mata. Morbiditas tergantung pada adanya infeksi campuran dengan penyakit lain. Kasus penyakit CRD akan lebih parah selama periode pergantian musim. Mortalitas rendah pada ayam umur dewasa pada kasus yang tidak disertai komplikasi. Hasil bedah bangkai menunjukkan adanya perubahan pada kantung udara (airsac) yang keruh hingga terdapat eksudat kekuningan. Dalam kasus kompleks, disertai adanya perkejuan yang menyelimuti jantung dan hati (pericarditis dan perihepatitis).

                                                         

   Mycoplasma gallisepticum sensitif terhadap berbagai antibiotik seperti enrofloxacin dan tylosin pada produk TYLOQUIN, erythromycin dan doxycycline pada produk ERI-PLUS, lincomycin dan spectinomycin pada produk INTERSPECTIN-L WS. Terapi suportif dengan pemberian vitamin dan elektrolit seperti produk TM-VITA perlu di gunakan untuk mengoptimalkan penyembuhan serta meningkatkan kekebalan tubuh terutama di saat pergantian musim. Selain pengobatan, perlu juga tindakan untuk menghilangkan faktor penyebab kemunculan penyakit seperti memperbaiki ventilasi, mengurangi kepadatan, penggunaan desinfektan dan sanitasi kandang dengan baik. Biosecurity kandang juga perlu di perhatikan untuk mencegah masuknya pathogen masuk kedalam tubuh ayam, salah satunya dengan bantuan desinfektan yang mengandung dimethyl cocobenzyl ammonium chloride pada produk BENZAKLIN.