ANCAMAN INCLUSION BODY HEPATITIS (IBH)

Diterbitkan pada

Image
Sumber : Freepik.com

    Inclusion Body Hepatitis (IBH) merupakan penyakit menular yang sangat merugikan peternak, khususnya peternak broiler. Beberapa tahun terakhir terjadi kematian yang tinggi akibat infeksi IBH. Pada tahun 2017 BBVet Wates menerima sampel organ hati dari peternakan yang mengalami mortalitas mencapai 26% pada umur 23 hari. Hasil pemeriksaan organ hati tersebut positif terinfeksi Inclusion Body Hepatitis (IBH). Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh tim TMC pada tahun 2022 IBH berada di peringkat ke-4 penyakit virus pada ayam broiler



Grafik 1. Penyakit Viral Broiler tahun 2022 (Sumber: Tim TMC)

                                                                          

    Inclusion Body Hepatitis (IBH) disebabkan oleh virus Fowl Adenovirus (FAdV). Fowl Adenovirus (FAdV) merupakan golongan virus tidak beramplop, tahan dengan pemanasan dan sensitif dengan disinfektan golongan aldehid dan iodofor.

    Inclusion Body Hepatitis (IBH) dapat menginfeksi semua umur ayam, paling awal terdeteksi pada ayam umur 4 hari. Kejadian penyakit sering terlihat pada ayam umur 2-4 minggu. Penularan IBH terjadi secara vertikal dan horizontal. Penularan secara vertikal ditularkan dari induk yang terinfeksi virus FAdV ke anak ayam. Penularan secara horizontal dapat terjadi secara langsung dari ayam yang sakit maupun secara tidak langsung melalui egg tray, feses ayam, pakan, air minum dan peralatan kandang.

    Inclusion Body Hepatitis (IBH) menyebabkan immunosupresif dan peningkatan kematian secara mendadak pada ayam umur kurang dari 6 minggu. Puncak kematian terjadi pada hari ke 3-4 dan berhenti dalam waktu 9-14 hari. Tingkat mortalitas mencapai 2% - 30%, dipengaruhi oleh patogenisitas virus dan infeksi sekunder yang terjadi.

                                                                            

Grafik 2. Pola kematian Inclusion Body Hepatitis (IBH). (Sumber: MSD)

    Inclusion Body Hepatitis (IBH) menunjukkan gejala klinis ayam lesu, gemetar, bulu kusam dan berdiri, feses cair kekuningan, nafsu makan menurun, target berat badan tidak tercapai dan FCR besar. Hasil nekropsi menunjukkan perubahan pada organ hati yang membesar, berwarna pucat kekuningan, rapuh, disertai bercak perdarahan (hemoragi) dan bintik-bintik nekrosis. Ginjal membengkak dan pucat. Gizzard atau ventrikulus mengalami erosi. Pada jantung lapisan pembungkus jantung berisi cairan (hidropericarditis). Pada kasus yang parah, terlihat limpa membesar dan thymus atropi. Hasil pemeriksaan laboratoium menunjukkan adanya nekrosis pada ventrikulus/gizzard dan ditemukan badan inklusi pada sel hati.


                                                                                        


    Diagnosa dapat dilakukan dengan pemeriksaan histologi organ hati dan Polymerase Chain Reaction (PCR). Diagnosa banding dari IBH antara lain Hydropericardium Syndrome, Gizzerosine, Infectious Bronchitis dan Infectious Bursal Disease (Gumboro).

    Pencegahan IBH dapat dilakukan dengan vaksinasi dan mengoptimalkan biosecurity kandang dengan menggunakan disinfektan golongan aldehid seperti SPECTARAL dengan dosis 10 ml per 2,5 L air atau SPECTARAL-25 dengan dosis 10 ml per 2 liter air atau golongan iodofor seperti INTERCIDE dosis 1 ml per 2 liter air. Apabila sudah terjadi kasus maka dapat dilakukan semprot kandang setiap hari pada sore hari dan pemberian terapi supportif PARAGIN 1 gram per 2 liter air selama 3 hari untuk meringankan gejala peradangan dan pemberian vitamin Introvit-E-Selen WS 1 gram per 2 liter air selama 3 hari untuk mengoptimalkan daya tahan tubuh ayam.