Fisiologi Normal Ayam dan penyebab ayam mati

Diterbitkan pada

Poultry farm
Sumber gambar : https://www.afrimash.com/poultry-farming-getting-the-best-production-during-harmattan/

Bagaimana suasana nyaman ayam?

Kenapa Ayam Bisa Mati?

    Kerap kali muncul pertanyaan “kenapa ayam bisa mati?”. Kepedulian terhadap ternak muncul setelah terjadi kematian. Kematian ayam dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut ulasan beberapa penyebab terjadinya kematian ayam: 

1. Penyakit

    Penyebab kematian ayam yang bersifat non teknis yaitu adanya infeksi agen penyakit seperti bakteri dan virus. Penyakit yang disebabkan oleh jamur dan parasit menyebabkan kematian apabila sudah berlangsung dalam waktu lama yaitu bersifat kronis. Sedangkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus bersifat akut dan menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat. Lingkungan yang tidak bersih, kotor, dan lembab merupakan kondisi ideal untuk pertumbuhan agen penyakit penyebab kematian ayam.

    Kematian ayam yang disebabkan oleh bakteri atau virus dapat dibedakan dari pola kematiannya. Pada penyakit yang disebabkan oleh bakteri, pola kematian cenderung stabil yaitu terjadi kematian setiap hari namun tidak terjadi peningkatan jumlah kematian. Sedangkan penyakit yang disebabkan oleh virus memiliki pola kematian yang tidak stabil yaitu jumlah kematian meningkat 2 hingga 5 kali lipat setiap hari.

    Kondisi heat stress (stres panas) bisa menjadi faktor lain ayam mengalami kematian mendadak. Pada saat heat stress kekentalan darah meningkat sehingga meningkatkan kerja jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Beberapa penyebab heat stress antara lain kepadatan yang tinggi dan terjadi perubahan suhu yang ekstrim. Pemberian ANTI-HEATSTRESS dapat menurunkan kasus heat stress.

2. Teknis

    Penyebab kematian teknis disebabkan oleh kesalahan manajemen peternak. Faktor ini meliputi kesalahan manajemen kandang, manajemen pemeliharaan, manajemen pakan dan manajemen biosecurity.

a. Manajemen kandang

Dalam manajemen kandang, hal yang sering diabaikan adalah waktu kosong kandang. Waktu kosong kandang minimal adalah 2 minggu terhitung setelah dilakukannya sterilisasi dan desinfeksi. Saat kosong kandang merupakan usaha maksimal peternak dalam membasmi agen pembawa penyakit. Namun, saat ini peternak sering mengabaikan kegiatan kosong kandang sehingga kejadian penyakit dalam kandang berulang. Sebaiknya selama istirahat kandang tidak ada aktifitas apapun yang dilakukan di dalam kandang.

b. Manajemen pemeliharaan

Dalam manajemen pemeliharaan hal-hal yang harus diperhatikan meliputi:

Suhu dan Kelembaban

    Sejak permulaan musim pancaroba, terjadi peningkatan kejadian penyakit pada ayam. Keadaan ini disebabkan oleh cuaca yang selalu berubah-ubah antara panas dan hujan pada awal pergantian musim. Ketika musim hujan tiba kelembapan udara menjadi tinggi. Keadaan seperti ini menjadi pemicu stres dan kejadian penyakit pada ayam. Stress panas atau heat stress tidak hanya disebabkan oleh cuaca panas tetapi juga dikarenakan ketidakseimbangan antara suhu dan kelembapan.

    Saat cuaca panas ayam akan mengeluarkan panas melalui panting dan tingkat konsumsi pakan menurun untuk mencegah terjadinya peningkatan suhu tubuh. Pada saat panting ayam membutuhkan energi lebih untuk aktivitas otot dan organ pernapasan karena terjadi peningkatan frekuensi pernafasan hingga 10 kali lipat. Apabila tubuh ayam tidak dapat mengatasi heat stress dapat mengakibatkan ayam mati secara mendadak.

Litter

    Litter dapat menjaga suhu dan kelembaban dalam kandang tetap stabil. Pemberian koran sebagai alas sebelum ditaburi litter dapat meratakan suhu dalam kandang. Litter berfungsi untuk menyerap kotoran ayam yang basah. Namun apabila tidak dilakukan pergantian, litter menjadi basah yang dapat menyebabkan tingginya kadar ammonia dalam kandang. Pada saat kelembaban mulai meningkat, segera dilakukan pengeringan litter dengan cara meningkatkan ventilasi kandang, menambahkan litter baru, atau pergantian litter seluruhnya.

Sirkulasi udara

    Ayam seumur hidupnya menghabiskan waktu di dalam kandang. Ayam membutuhkan sirkulasi udara segar untuk bernafas, pertumbuhan, dan produksi. Ayam mengeluarkan feses, gas buangan (H20 dan CO2), serta panas tubuh. Pemanas/ brooder juga membutuhkan oksigen (O2) dalam pembakaran dan mengeluarkan zat sisa Karbondioksida (CO2). Feses dan air yang disekresikan oleh ayam diserap oleh litter kemudian mengalami penguraian menjadi Ammonia dan H20. Oleh karena itu sirkulasi udara dan kebutuhan oksigen dalam kandang harus lancar.

Perlakuan fisik

    Ayam terutama saat DOC rentan terhadap perlakuan fisik. DOC memiliki tingkat stress lebih tinggi. Perlakuan fisik saat seleksi DOC, pindah kandang, potong paruh, dan vaksinasi harus lebih diperhatikan. Penanganan harus sesuai dengan etika kesejahteraan hewan (kesrawan). Petugas kandang juga sebaiknya berhati-hati agar DOC tidak terinjak saat petugas melakukan kontrol kandang, pemberian pakan atau pemberian obat pada ayam sakit.

Manajemen pakan

    Dalam manajemen pakan hal yang harus diperhatikan adalah penyimpanan pakan dan jumlah pemberian pakan. Pakan ayam komersial dari pabrik sudah sesuai dengan kebutuhan ayam. Penyimpanan pakan yang tidak benar dapat menyebabkan pakan berjamur. Pakan yang berjamur mengandung toksin jamur yang menyebabkan ayam terinfeksi mycotoxicosis.

    Jumlah pakan yang kurang dapat menimbulkan pertumbuhan dan perkembangan ayam tidak maksimal. Alhasil feed intake tidak tercapai yang menyebabkan ayam mengalami defisiensi nutrisi. Hal ini juga memicu timbulnya kompetisi antara ayam satu dengan yang lain untuk memperoleh pakan dan ayam memakan benda-benda lain yang terdapat di kandang seperti sekam, tali raffia, dll. Ayam yang kuat akan mendapatkan pakan yang cukup untuk tubuhnya sedangkan ayam yang kalah kompetisi tidak mendapat asupan yang cukup untuk tubuhnya. Defisiensi nutrisi yang berkelanjutan menyebabkan gangguan metabolisme, pertumbuhan terhambat, gangguan saraf, pencernaan dan berakhir dengan kematian.

c. Manajemen biosecurity

Biosecurity merupakan usaha perlindungan ayam terhadap agen penyakit (virus, bakteri, protozoa, jamur, dan parasit). Proses biosecurity meliputi sanitasi dan disinfeksi yang bertujuan untuk mencegah masuknya agen penyakit, mencegah berkembangnya agen penyakit, dan memotong siklus hidup agen penyakit tersebut. Keberhasilan proses biosecurity dimulai sejak saat kosong kandang. Kegiatan biosecurity meliputi pencucian kandang, pencucian peralatan, kontrol lalu lintas pekerja (foot dipping, spray), kontrol lalu lintas kendaraan (car dipping, spray), kontrol limbah dan bangkai ayam, vaksinasi, dan pengendalian hama.

Semprot kandang dengan disinfektan dapat dilakukan 1 minggu 2 kali pada kondisi normal dan dilakukan setiap hari pada saat wabah. Selain semprot kandang dilakukan flushing (dengan KLORINGARD) untuk menghilangkan biofilm yang menempel pada pipa saluran air. Flushing juga dapat dilakukan setelah treatment pengobatan atau pada pagi hari sebelum pemberian minum pada ayam.


3. Keracunan

    Keracunan pada ayam merupakan kelanjutan dari manajemen pemeliharaan yang tidak tepat. Ayam yang mati mendadak tanpa menunjukkan gejala bisa dikarenakan keracunan disinfektan dan insektisida atau racun tikus yang digunakan. Insektisida mengandung potassium sianida yang sangat beracun dan menyebabkan kematian apabila tidak sengaja terhirup oleh ayam. Peletakan racun tikus di sudut-sudut kandang yang bisa terjangkau oleh ayam juga dapat menyebabkan kematian karena ayam memiliki rasa penasaran.